Tuesday, 29 April 2014
Activate Talks Indonesia: Highlights
Posted by
UNICEF Indonesia
Highlights acara Activate Talks di Indonesia, dengan Anies Baswedan, Tri Mumpuni, Mia Sutanto, Dr. Ahmad Aziz, dan Toshi Nakamura.
Friday, 25 April 2014
Indonesia merayakan hak-hak anak dengan solusi inovatif terhadap tantangan pembangunan
Posted by
UNICEF Indonesia
Anies Baswedan membawa pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat pedesaan Indonesia melalui gerakan sosial dengan orang-orang muda. © UNICEF Indonesia/2014/Harimawan |
JAKARTA , 24 April 2014 - UNICEF Indonesia mempertemukan sejumlah inovator terkemuka di sebuah acara di Erasmus Huis, Jakarta, hari Rabu yang lalu untuk mempresentasikan ide mereka tentang mengatasi tantangan-tantangan utama yang masih dihadapi anak-anak di tengah ekonomi Asia Tenggara yang berkembang pesat ini.
Acara dengan konsep seperti TED yang bernama 'ACTIVATE talks’ ini merupakan bagian dari perayaan peringatan 25 tahun Konvensi Hak Anak (CRC) . UNICEF juga telah menyatakan 2014 sebagai "Tahun Inovasi dan Kesetaraan".
Monday, 14 April 2014
Sekolah-sekolah terpencil: menginspirasi anak-anak Papua untuk mengenyam pendidikan
Posted by
UNICEF Indonesia
Oleh Sarah Grainger
Desa Maima, Papua, April 2014 - Udara terasa sejuk dan matahari baru saja terbit ketika Tolaka (8 tahun) dan adiknya Lima (7 tahun) berangkat menuju sekolah pada pukul 06:00. Jarak yang harus ditempuh adalah 1 jam dari rumah mereka, di dekat tepi sungai Baliem di Kecamatan Asolokobal, Papua.
Rute yang harus ditempuh menuju SD Advent Maima meliputi padang-padang rumput yang tergenang air dan hutan-hutan penuh lumpur.
"Saya sudah terbiasa berjalan kaki jadi saya tidak capek sama sekali," kata Tolaka. "Saya senang pergi ke sekolah. Ada banyak teman di sini, kami suka main lompat karet bersama."
Ibu Tolaka, Dimika Satai, tahu betapa pentingnya pendidikan yang baik bagi kedua putrinya. Dia menghadiri sekolah yang sama semasa kecil, tetapi terpaksa berhenti ketika orangtuanya memutuskan sudah waktunya baginya untuk menikah. Sekarang suaminya telah meninggalkannya dan ia menanam sayuran seperti jagung, kentang dan kubis untuk makanan keluarganya, dan menjual sisanya di pasar.
Lima menggunakan sempoa di sekolahnya di daerah rural Wamena, Papua. © UNICEF Indonesia/2014/Andy Brown. |
Desa Maima, Papua, April 2014 - Udara terasa sejuk dan matahari baru saja terbit ketika Tolaka (8 tahun) dan adiknya Lima (7 tahun) berangkat menuju sekolah pada pukul 06:00. Jarak yang harus ditempuh adalah 1 jam dari rumah mereka, di dekat tepi sungai Baliem di Kecamatan Asolokobal, Papua.
Rute yang harus ditempuh menuju SD Advent Maima meliputi padang-padang rumput yang tergenang air dan hutan-hutan penuh lumpur.
"Saya sudah terbiasa berjalan kaki jadi saya tidak capek sama sekali," kata Tolaka. "Saya senang pergi ke sekolah. Ada banyak teman di sini, kami suka main lompat karet bersama."
Ibu Tolaka, Dimika Satai, tahu betapa pentingnya pendidikan yang baik bagi kedua putrinya. Dia menghadiri sekolah yang sama semasa kecil, tetapi terpaksa berhenti ketika orangtuanya memutuskan sudah waktunya baginya untuk menikah. Sekarang suaminya telah meninggalkannya dan ia menanam sayuran seperti jagung, kentang dan kubis untuk makanan keluarganya, dan menjual sisanya di pasar.
Subscribe to:
Posts (Atom)