Nick Baker, Communication and Knowledge Management Officer
 |
Siswa SMP pada Lokakarya uji coba Paket untuk Remaja Berekspresi dan Berinovasi. ©UNICEF Indonesia/2015/Nick Baker. |
Sebuah ruang kelas di daerah Jakarta Timur riuh dengan kegiatan. Sekitar 20 remaja merangkai berbagai kata, bentuk dan pola pada secarik kertas putih berukuran besar. Suasananya begitu hidup, namun topiknya tidak main-main: banjir dahsyat yang akan datang.
Jakarta terkenal karena banjir musimannya yang parah. Dan wilayah di bagian timur Jakarta sering menanggung beban ini setiap musim hujan. Sebagian besar remaja yang mengikuti lokakarya ini memilki koleksi cerita yang memilukan tentang banjir. Beberapa bahkan memiliki pengalaman yang nyaris merenggut nyawa mereka.
“Saya mengalami banjir yang sangat parah pada tahun 2007,” cerita Vicka, peserta yang berusia 14 tahun, “Waktu itu sekitar pukul dua pagi ketika banjir datang. Sebentar saja air sudah mencapai langit-langit rumah. Suasana gelap gulita dan seluruh keluarga saya sangat ketakutan.”
“Ayah saya menenangkan kami semua dan membawa kami ke atap rumah untuk mencari pertolongan. Akhirnya perahu penyelamat datang. Kami harus lompat ke perahu dari atap rumah. Saya sangat takut, namun beruntung kami semua baik-baik saja. Bagian yang paling mencemaskan adalah ibu saya sedang mengandung pada saat itu. Akhirnya dia melahirkan adik perempuan saya keesokan harinya.”
 |
Paket Remaja untuk Berekspresi dan Berinovasi sedang diujicobakan di Indonesia dan di Sudan Selatan. ©UNICEF Indonesia/2015/Nick Baker. |