Annual Report

Friday, 16 January 2015

Rekam jejak UNICEF di Kabupaten Sikka

Liani Dyah Utami - UNICEF Indonesia Fundraiser

Tiga bulan yang lalu, tepatnya tanggal 17-18 September 2014, saya bersama tim berkesempatan mengunjungi Kabupaten Sikka di Maumere, Flores – Nusa Tenggara Timur untuk melihat secara langsung kegiatan UNICEF di lapangan. 

Hari pertama kami mengunjungi Dinas Kesehatan dan Bappeda setempat. Disana kami diterima oleh wakil kepala Dinkes. Selain untuk silaturahmi, kami juga berdiskusi sebentar tentang kerjasama UNICEF dan pemerintah daerah terutama dibidang kesehatan yaitu dalam program PKH (Program Keluarga Harapan) dan PGBM (Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat). Kami juga meminta izin untuk dapat mengunjungi desa-desa yang ada di Kabupaten Sikka.

Didampingi oleh Bapak Riki, petugas dari Bappeda dan Ibu Etna, salah satu kader PKH kami mengunjungi Desa Pilang di Kecamatan Nita. Sesampainya di Desa Pilang kami disambut dengan hangat oleh ibu-ibu yang ada disana. Kami berdiskusi dan melihat langsung sudah sejauh mana pencapaian program PKH di Desa Pilang.


Program PKH ini sendiri merupakan program pemerintah sejak tahun 2007. UNICEF bekerjasama dengan pemerintah daerah Kabupaten Sikka sejak tahun 2009 untuk program PKH. Program PKH adalah program yang memberikan bantuan insentif bersyarat kepada keluarga kurang mampu. Salah satu syaratnya yaitu memeriksakan kesehatan ibu hamil dan balita ke posyandu atau puskesmas.

Di Desa Pilang ada 136 keluarga yang mengikuti program PKH. Rata-rata satu keluarga memiliki dua orang anak. Insentif yang diberikan yaitu minimal Rp. 125.000,- / 3 bulan untuk keluarga dengan satu anak SD, sedangkan untuk balita dan ibu hamil dihitung satu paket. Pemeriksaan kesehatan di posyandu meliputi penimbangan berat badan, penyuluhan kepada ibu-ibu dan juga pemberian makanan tambahan.

Para warga Desa Pilang menyambut kedatangan kami dengan hangat. ©UNICEFIndonesia/2014/Utami


Menurut Ibu Etna, pada awalnya keluarga memeriksakan kesehatan dikarenakan takut tidak mendapat insentif, tetapi setelah tahu tentang pentingnya hidup sehat maka dengan kesadaran sendiri mereka dengan rutin memeriksakan kesehatan setiap bulannya.

Kerjasama UNICEF dengan pemerintah daerah dalam program PKH ini tidak hanya memberikan bantuan insentif tetapi juga memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada para kader untuk dapat mempunyai pengetahuan lebih tantang hidup sehat dan bersih sehingga para kader bisa berbagi pengetahuan dengan ibu-ibu yang lain. Dengan adanya program PKH ini masyarakat sangat terbantu sekali kehidupannya di bidang kesehatan.

Masalah kesehatan lain yang sering terjadi di Kabupaten Sikka adalah gizi buruk. Di Desa Pilang, kami menemui salah satu anak bernama Ilong yang menderita gizi buruk. Saat ini umur Ilong adalah 1 tahun 6 bulan. Pada umur 1 tahun Ilong menderita gizi buruk karena ukuran diameter lingkar lengan atas (LILA) Ilong kurang dari 11,5 cm, dan berat badannya juga dibawah normal dari anak seusianya. Setelah treatment selama 8 minggu dengan memberikan pasta kacang dan vitamin tabur gizi, kini berat badan dan lingkar lengan atas Ilong sudah kembali normal. Kini Ilong bisa bermain dan bercanda dengan teman-temannya.

Ilong, salah satu anak yang menderita gizi buruk sebelum mendapatkan perawatan. ©UNICEFIndonesia/2014/Utami 
Pasta kacang dan alat ukur LILA. ©UNICEFIndonesia/2014/Utami  

Diharapkan dengan adanya program PKH dan PGBM ini bisa mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di Kabupaten Sikka, tertutama untuk menanggulangi gizi buruk, karena saat ini permasalahan gizi buruk di Kabupaten Sikka masih sangat tinggi sekali.

Hari kedua kami berkunjung ke puskesmas Waipare di Kecamatan Kangae. Disini kami disambut oleh Kepala Puskesmas Waipare, Ibu Sofia. Di puskesmas Waipare terdapat fasilitas call center 24 jam untuk masalah ibu hamil dan gizi buruk, dan merupakan satu-satunya yang ada di Kabupaten Sikka. Ide callcenter ini datang dari Dr.Vama, dokter UNICEF yang bertugas di NTT. Setelah direalisasikan dan berjalan kurang lebih satu bulan, respon dari masyarakat bagus sekali. Sehingga pada tanggal 17 Juli 2014 pos gizi ini diresmikan oleh Menteri Kesehatan, Ibu Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH.

Pusat Informasi Gizi Ibu, ASI & Gizi Anak di Puskesmas Waipare. ©UNICEFIndonesia/2014/Utami 

Saat kami di Puskesmas Waipare, kebetulan ada seorang ibu dan anaknya yang datang untuk diperiksa. Ayu, umur 1 tahun 3 bulan, adalah anak dari Ibu Maria yang menderita gizi buruk. Saat diperiksa di posyandu ukuran lengan lingkar atas Ayu yaitu 11 cm dengan berat badan 7,2 kg. Ayu kemudian dirujuk ke puskesmas Waipare untuk mendapat perawatan.

Ayu dirawat selama 8 minggu dengan diberikan pasta kacang dan tabur gizi. Minggu ini adalah minggu terakhir Ayu untuk treatment. Hasilnya sangat memuaskan karena berat badan Ayu sudah bertambah menjadi 8,5 kg dan ukuran lingkar lengan atasnya 13,5 cm.

Ayu dan Ibu Maria. ©UNICEFIndonesia/2014/Utami 

Di puskesmas Waipare, ibu yang hamil pada trimester pertama diberi MMN (Multi Mikronutrient) yang di supply oleh UNICEF, dan untuk trimester berikutnya ditambah dengan asam folat yang di supply oleh Kemenkes.

Tablet kuning adalah MMN dan tablet merah adalah asam sulfat. ©UNICEFIndonesia/2014/Utami 

Setelah dari puskesmas kami berkunjung ke posyandu Ili di Desa Kokowahor, Kecamatan Kangae. Disini kami menemui para kader posyandu dan berbagi cerita tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu Ili, yaitu penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan ukuran lingkar lengan atas, penyuluhan untuk ibu-ibu, pemberian makan tambahan dan PAUD.

Kader-kader posyandu disini sangat berterimakasih sekali dengan kerjasama UNICEF dan pemerintah daerah dalam program PGBM, karena para kader diberikan pelatihan tentang gizi bahkan PHBS (Pola Hidup bersih dan Sehat) sehingga kader-kader mempunyai pengetahuan lebih dan bisa berbagi informasi dengan masyarakat.

Diskusi dengan para kader Posyandu Desa Kokowahor. ©UNICEFIndonesia/2014/Utami 

Selama dua hari di sana saya bersama tim mendapatkan pengalaman yang sangat berharga karena bisa melihat secara langsung program-program UNICEF di lapangan. Bertemu dengan ibu-ibu dan anak-anak di Kabupaten Sikka yang sangat terbantu sekali dengan adanya UNICEF. Semua program-program UNICEF diatas bisa terlaksana tidak terlepas dari peran para donatur yang selama ini mensupport UNICEF. Diharapkan dengan donasi jangka panjang dari para donatur akan lebih banyak ibu dan anak yang bisa dibantu tidak hanya di Kabupaten Sikka tapi di daerah lainnya di seluruh Indonesia.