Annual Report

Thursday 1 June 2017

Dengan INFOBIDAN, Memberdayakan Bidan Indonesia

Oleh: Cory Rogers, Communication Officer, UNICEF Indonesia


Dua bidan menunjukkan cara mengakses informasi di situs INFOBIDAN.
website. © Cory Rogers / UNICEF / 2017  

Jawa Timur: “Dengan INFOBIDAN, data ada di tangan kita!” Sri Utami, bidan desa di Jawa Timur, berseru lantang agar suaranya bisa terdengar di antara keriuhan di sekitarnya.

Tak jauh dari tempatnya berada, tujuh perempuan memimpin yel-yel. “INFOBIDAN, yes! INFOBIDAN, yes!” Sorakan mereka hendak menggugah semangat 100 bidan lain yang berkumpul untuk mendaftar sebagai pengguna aplikasi ponsel itu.

INFOBIDAN adalah bentuk teknologi kesehatan nirkabel (mHealth tech) yang diluncurkan UNICEF dan Pemerintah Indonesia pada 2012 untuk memberdayakan bidan. Dengan memanfaatkan
pertumbuhan penetrasi ponsel di Indonesia yang terus meningkat, teknologi ini hendak membantu memberikan informasi pada bidan mengenai cara terbaik melindungi kesehatan bayi sejak lahir hingga 1.000 hari pertama kehidupan—pada masa penting ini, sampai dengan 1.000 simpul saraf baru terbentuk setiap detiknya. Kecepatan perkembangan ini tidak akan terulang lagi dalam kehidupan seseorang.

Inilah fase terpenting bagi kita memastikan kesehatan dan asupan gizi anak-anak. Kesehatan yang prima adalah prasyarat bagi perkembangan otak yang baik. Menargetkan bidan sebagai pengguna, INFOBIDAN memberdayakan mereka yang punya peran penting memastikan setiap anak bisa mewujudkan potensinya.

“Indonesia memiliki sekitar 100.000 bidan. Mereka berada di garis depan layanan kesehatan bayi dan mendukung perkembangan anak. Bidan siap dipanggil 24 jam sehari dan bertanggung jawab mengelola unit-unit Posyandu yang setiap bulan menimbang, memeriksa, dan memantau tumbuh kembang ribuan anak,” Rizky Syafitri, UNICEF Communication for Development Specialist, menerangkan. “Berkat INFOBIDAN, informasi penting seperti pemberian ASI, imunisasi, dan cara mengatasi diare bisa langsung disampaikan kepada para ibu baru.”

“Dalam sistem kesehatan di Indonesia, peran bidan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan dan kesehatan anak,” lanjut Rizky. “Tapi, bagi banyak bidan, terutama yang berada di desa dan wilayah terpencil, kesempatan mendapatkan pelatihan ulang tidak banyak. Akibatnya, kadang mereka susah mengingat informasi kesehatan penting untuk ibu hamil, bayi, dan balita.”

Rizky menambahkan, “Celah inilah yang dicoba dijawab oleh INFOBIDAN.”

Melalui INFOBIDAN, UNICEF dan para mitranya mengirim pesan SMS secara teratur serta mengelola pusat data daring yang bisa diakses menggunakan ponsel. Tujuannya adalah memastikan bidan memiliki pengetahuan yang selalu segar dan terkini. Konten SMS maupun situs diambil dari Facts for Life, terbitan yang berisi informasi dasar kesehatan anak dan dikelola UNICEF, World Health Organization (WHO), dan mitra PBB lain. Sejauh ini, INFOBIDAN memberikan hasil yang menggembirakan.

Sri, yang mendaftar sebagai pengguna pada bulan Desember lalu, mengatakan akses informasi yang mudah betul-betul mengubah kemampuannya melayani ibu dan balita.


“Dulu, para ibu susah diyakinkan agar menuruti saran kami. Dengan adanya aplikasi ini, bidan bisa menunjukkan bahwa nasihat kami datang dari sumber Pemerintah dan UNICEF sehingga para ibu pun langsung yakin,” kata Sri. 

Seorang ibu menyiapkan bayinya untuk ditimbang di Posyandu di Ngawi, Jawa Timur.
© Cory Rogers / UNICEF / 2017

Bidan lain, Wiyati, mengatakan INFOBIDAN turut mengubah sikap ibu terhadap ASI.

“Sekarang, ibu bekerja paham bahwa mereka bisa memompa ASI untuk diberikan kemudian pada bayi, dan betapa pentingnya menghindari susu formula terutama selama enam bulan pertama. Pengetahuan ini sangat diperlukan karena kita tahu ASI membantu melindungi bayi dari alergi,” kata Wiyati.

Wiyati adalah satu dari dua bidan yang baru-baru ini dilatih oleh UNICEF. Dalam waktu hanya lima bulan, dari area kerjanya di Jawa Timur Wiyati berhasil merekrut sekitar 300 bidan sebagai pengguna INFOBIDAN. Keberhasilan ini memberikan pesan optimis bahwa INFOBIDAN bisa menyebar melalui jaringan formal dan nonformal bidan, dibantu oleh dukungan strategis.

Sejak INFOBIDAN pertama kali diperkenalkan dalam fase percobaan, kini total sudah ada 20.000 bidan pengguna aplikasi. Pemerintah dan UNICEF diharapkan bisa meningkatkan jumlah pengguna secara signifikan hingga ke seluruh Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Bidan Sri sangat percaya bahwa semua bidan bisa mengambil manfaat dari aplikasi ini.

Dibimbing seorang bidan, anak-anak di Ngawi, Jawa Timur, mencuci tangan sebelum makan.
© Cory Rogers / UNICEF / 2017  

“Kami dulu mengandalkan konseling dan selebaran, yang seringkali lalu habis. Orangtua juga tidak selalu memercayai informasi itu,” kata Sri.

“Sekarang, kami tinggal menyalakan ponsel dan bisa langsung menunjukkan sumber informasi kepada para ibu,” tambahnya. “Dampaknya besar sekali.