Oleh: Dinda Veska
Ricky (5) dari Klaten ©UNICEF/Dinda Veska/2017
Di tengah kemeriahan suasana
taman bermain PAUD Al-Hidayah, terlihat seorang anak yang diam-diam sedang
mengisi beberapa sendok pasir ke dalam kantung bibit kecil. Sementara anak-anak
lainnya sangat bergembira mengikuti Bunda PAUD menari dan bernyanyi, Ricky lebih
memilih untuk mengisi kantung-kantung bibit tersebut sendirian.
Ricky mengisi pasir ke dalam kantung-kantung
bibit kecil ©UNICEF/Dinda Veska/2017
Ricky adalah satu dari puluhan
anak lainnya di desa Cenang yang ditinggal pergi oleh orang tua mereka untuk
mencari nafkah jauh keluar dari Kabupaten Brebes. Ibunya pergi bekerja ke
Taiwan sejak Ricky berusia 3 tahun, dan sang Ayah sudah lama tidak kembali
karena mencari nafkah di Jakarta sebagai tukang bangunan.
Sehari-hari anak berusia 5 tahun
ini diasuh oleh ‘Si Mbah’ – nenek dari pihak sang ibu. Tidak hanya saat belajar
di PAUD, di rumahpun Ricky sangat pendiam, ia cenderung pasif dan sangat
menikmati waktunya ketika sendiri.
Saat teman-teman lainnya telah selesai
bernyanyi dan belajar, Ricky juga telah beralih dari kolam pasirnya. Ia lalu
belajar mewarnai dari pelepah daun pisang, kantung-kantung bibit tadi ternyata
digunakan oleh teman-temannya untuk belajar menanam bibit bunga.
Alasannya bermain sendirian ternyata sangat sederhana, hanya sekedar ingin meringankan tugas ibu guru dalam menyiapkan perlengkapan belajar.
Kebaikan kecil dari Ricky merefleksikan apa
yang telah dilakukan oleh ‘si mbah’. Selama hampir dua tahun ia meringankan
hidup Ricky, menjaga, menimang, menemani, menjadi pendukung setia untuk segala
hal yang Ricky butuhkan.
Ricky bersama ‘Si Mbah’
di dalam kelas ©UNICEF/Dinda Veska/2017
Tanpa disadari setiap kebaikan yang sang nenek berikan juga mengajarkan Ricky untuk membantu sekelilingnya meski dalam diam.
Ricky sering kali sulit mengungkapkan apa yang
ia inginkan, itu juga yang menjadi alasan ‘si mbah’ mendaftarkan Ricky ke PAUD
Al-Hidayah. Di sana cucu kesayangannya akan terbiasa berinteraksi dengan
teman-teman seusia dan juga belajar banyak hal dari bahan ajar kreatif yang
disediakan oleh Ibu guru. Selain itu beberapa kali ‘Si Mbah’ sendiri juga
sering mendapat pelatihan tentang perlindungan dan tumbuh kembang anak.
Dibalik terfasilitasinya Ricky untuk bermain dan belajar di PAUD
Al-Hidayah, ada jutaan orang yang juga telah banyak memberikan
kebaikan-kebaikan kecil melalui UNICEF. Jutaan orang ini dalam diam menyisihkan sebagian rezekinya hingga dapat
mendukung program PAUD Holistik Integratif UNICEF bekerjasama dengan pemerintah.
Banyak diantaranya pelanggan Alfamart yang ikut memberikan kebaikannya di tahun
2014 dan 2015.
Jika Ricky
memiliki ‘Si Mbah’ yang akan selalu menjadi penopang hidupnya. UNICEF pun sangat
beruntung karena selalu diberikan dukungan dan kepercayaan tiada henti dari para
mitra dan donatur. Karenanya upaya-upaya yang UNICEF lakukan untuk mengubah
masa depan setiap anak melalui program-program pemerintah selalu bisa terlaksana
dengan baik.
Ricky bersama
teman-temannya di PAUD Al-Hidayah ©UNICEF/Dinda Veska/2017
Ricky dan kebaikan kecilnya mengingatkan kita untuk terus berkolaborasi dan saling mendukung satu sama lain, demi menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk setiap anak di dunia.