Annual Report

Monday, 9 September 2013

Proyek SMS meningkatkan kompetensi bidan di Indonesia

Pesan Info Bidan yang pertama kali disiarkan, mengenai jarak kelahiran dan risiko dari tidak melakukannya. Lombok, 18 Juli 2012.

Jakarta, September 2013 - Bidan berada di garis depan pelayanan kesehatan di Indonesia dan mereka memainkan peran penting dalam mengkomunikasikan pesan-pesan kunci tentang kehamilan, persalinan dan kesehatan anak kepada ibu hamil dan keluarga mereka. Namun, banyak bidan yang kurang cukup terlatih dan tidak memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk memberikan penyuluhan berkualitas, terutama di daerah pedesaan dan terpencil.

Melalui proyek percontohan berbasis SMS yang disebut Info Bidan, UNICEF terlibat dalam cara-cara inovatif untuk memperkuat kapasitas bidan di daerah pedesaan. Hasilnya positif dan UNICEF kini tengah berdiskusi dengan Departemen Kesehatan dan mitra lainnya tentang cara terbaik untuk memperkenalkan model tersebut sebagai alat pelatihan untuk semua 100.000 bidan di Indonesia.


Proyek ini dimungkinkan melalui kemitraan antara UNICEF, Kementerian Kesehatan dan dua mitra dari sektor swasta - Nokia dan XL Axiata. 200 bidan di Pemalang, Jawa Tengah dan di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, dilibatkan selama satu tahun - dari Juli 2012 hingga Juni 2013. Melalui Info Bidan mereka menerima informasi penting tentang kehamilan, ibu, gizi dan imunisasi, serta tentang pengembangan dan pendidikan anak usia dini. Sebanyak 180 pesan dikembangkan, berdasarkan pada buku pedoman 'Penuntun Hidup Sehat'. Para bidan menerima tiga pesan setiap minggu.

Kemitraan publik-swasta ini mengkapitalisasikan pesatnya pertumbuhan teknologi ponsel di Indonesia. Pada akhir Juni 2013, 86 persen dari seluruh penduduk Indonesia berusia 14 tahun ke atas memiliki ponsel. Bahkan di daerah pedesaan delapan dari sepuluh orang memiliki ponsel.

Seorang bidan di Pemalang membaca pesan dari Info Bidan dan menulisnya di buku catatannya.

Retno, seorang bidan di Dinas Kesehatan Pemalang, mengatakan bahwa Info Bidan telah menjadi alat penyuluhan yang penting baginya. "Tidak setiap bidan rajin membaca buku teks. Tapi semua orang memiliki ponsel dan mereka pasti akan membaca SMS. "

Bidan lain menambahkan: "Jika saya menerima SMS saat jam kerja di Puskesmas, saya bahas dengan rekan-rekan saya dan kemudian disampaikan kepada pasien."

Pesan-pesan dari Info Bidan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas penyuluhan perorangan, tetapi juga telah menstimulasi pembentukan kelompok diskusi antara para ibu. "Kelas ibu" ini diselenggarakan oleh bidan desa. "Proyek SMS ini membawa banyak perubahan. Sekarang kita memiliki kelas ibu setiap bulan di desa ini. Di dalam kelas kita membahas pesan-pesan dari Info Bidan dan para ibu juga menyebarkannya pada teman-teman mereka," jelas Cholisoh, seorang bidan di Desa Sitemu, Pemalang.

Enita Rohayani dari Karang Bongkot, Lombok Barat, menekankan bagaimana proyek ini telah membantunya menyadarkan suami dari seorang ibu hamil tentang bahaya merokok terhadap anaknya yang belum lahir. "Saya tunjukkan SMSnya. Saya biarkan dia membacanya supaya ia tahu sumbernya. Saya bilang bahwa itu dari UNICEF dan Departemen Kesehatan. Dengan begitu, dia tidak berpikir bahwa saya mengarangnya."

Seorang bidan di Puskesmas Kebondalem, Pemalang, membacakan pesan Info Bidan melalui speaker Puskesmas kepada para pasien yang menunggu giliran.

Langkah berikut UNICEF adalah untuk memfasilitasi pembentukan kemitraan antara Departemen Kesehatan, sektor swasta dan Ikatan Bidan Indonesia untuk meningkatkan skala proyek percontohan ini agar menjangkau seluruh 100.000 bidan di Indonesia. Nokia akan menyediakan layanan ini melalui situs mobile yang akan memungkinkan untuk juga mengirimkan tampilan visual dan klip video singkat.