Bidan Maena Nhur Desita memberikan vaksin. ©UNICEF Indonesia/2015 |
Kedoya Utara merupakan salah satu daerah miskin di Jakarta. Kedoya Utara berada di antara sederetan megamall dan gedung pencakar langit sehingga daerah ini harus berjuang dengan kondisi hidup seadanya, saluran air yang kotor dan listrik yang tidak memadai.
Salah satu yang menjadi perhatian khusus di Kedoya Utara adalah tingkat imunisasi anak-anak yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan mereka beresiko menderita penyakit yang mengancam jiwa seperti campak dan difteri.
"Terjadi kesenjangan ketidakadilan di Jakarta dan seluruh Indonesia. Anak dari keluarga
miskin, terutama mereka yang tinggal di daerah-daerah kumuh, tidak terjangkau
secara tetap untuk menerima dosis vaksinasi lengkap," kata Spesialis
Kesehatan UNICEF Indonesia Dr. Kenny Peetosutan.
"Anak-anak yang tidak diimunisasi dapat menjadi ancaman potensial bagi anak-anak lain dalam masyarakat mereka," kata Dr. Kenny. "Oleh karena itu, dengan memastikan bahwa setiap anak menerima semua vaksin yang diperlukan, kita akhirnya dapat melindungi seluruh masyarakat."
Daerah-daerah seperti Kedoya Utara memberikan sejumlah tantangan bagi
tenaga kesehatan. Sangat sulit untuk mengetahui dan memantau setiap anak. Hal ini sangat penting
untuk memastikan bahwa mereka menerima semua vaksinasi yang mereka perlukan.
Oleh karena itu, pada tahun 2015, UNICEF mulai merintis teknologi RapidPro
di tujuh kecamatan di sekitar Jakarta. RapidPro merupakan program untuk
mengumpulkan informasi dengan mengirim dan menerima sejumlah pesan teks SMS.
Teknologi ini membuka saluran komunikasi baru antara pemerintah daerah,
petugas kesehatan dan anggota masyarakat. Data ini kemudian dipantau dari waktu
ke waktu.
"Saya sangat khawatir tentang campak," kata bidan Maena Nhur
Desita yang bekerja di Kedoya Utara. Dia memberikan vaksin di Posyandu setempat.
Selama ia bekerja di Posyandu tersebut, hanya beberapa ibu membawa anak-anak
mereka.
Tetapi keadaan ini lambat laun mulai berubah. Timnya mulai menggunakan
teknologi RapidPro untuk mendapatkan informasi langsung dari masyarakat untuk
memahami alasan tentang tingkat kehadiran yang rendah. Petugas kesehatan kini
tahu dimana dan bagaimana memfokuskan upaya mereka.
Kolega Maya Saptarika menjelaskan langkah-langkah berikutnya "Kami
akan segera mulai menggunakan RapidPro untuk secara nyata menghubungi rumah
tangga dan mengingatkan orang tua ketika anak-anak harus melakukan kunjungan
vaksinasi mereka berikutnya."
"Harapan kami bahwa penggunaan RapidPro ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan
cakupan imunisasi," kata Ms Saptarika.
Terdapat sekitar 1,9 juta anak usia di bawah satu tahun yang tidak menerima
imunisasi lengkap di seluruh Indonesia. RapidPro merupakan perkembangan penting
dalam menangani masalah ini.