Annual Report

Monday 24 November 2014

UNICEF Indonesia luncurkan kampanye Tinju Tinja untuk melawan BAB sembarangan


Melanie Subono dan Aidan Cronin meluncurkan kampanye Tinju Tinja di Jakarta pada Hari Toilet Sedunia (19/11).

Jakarta, 24 November 2014 – UNICEF Indonesia dan rocker / aktivis Melanie Subono melakukan perlawanan terhadap fenomena buang air besar sembarangan (BABS) di atas ring tinju melalui kampanye Tinju Tinja yang diluncurkan pada Hari Toilet Sedunia.

Kampanye sosial media ini bertujuan untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran publik tentang implikasi kesehatan dari perilaku BABS, serta menekankan betapa pentingnya mengakhiri fenomena tersebut di Indonesia, melalui cara yang baru dan inovatif.

Dalam acara peluncuran ini UNICEF mengungkapkan bahwa, berdasarkan laporan Joint Monitoring Program (2014) yang diterbitkan oleh WHO dan UNICEF, 55 juta penduduk Indonesia masih melakukan BABS, atau kedua tertinggi di dunia.

Perilaku BABS terkait dengan berbagai penyakit berpotensi mematikan seperti diare dan pneumonia, yang juga adalah penyebab utama kematian lebih dari 370 balita Indonesia setiap harinya.

Meskipun ada kemajuan berkat program-program lapangan dari UNICEF dan Pemerintah Indonesia, namun partisipasi aktif dari seluruh masyarakat masih sangat diperlukan.

“Tugas kita adalah memperkeras suara agar seluruh bangsa mendengar, memperhatikan, dan bergabung dalam upaya-upaya untuk membebaskan Indonesia dari BABS”, ucap Dr. Aidan Cronin, Kepala Program Air, Sanitasi dan Kebersihan UNICEF Indonesia.

Sebelum peluncuran kampanye


Kampanye Tinju Tinja memperkenalkan seorang penjahat bernama Ninja Tinja, yang mengeluarkan ancaman untuk menyakiti semua anak di Indonesia melalui sebuah video.

Video tersebut diunggah ke YouTube secara anonim satu minggu sebelum kampanye diluncurkan, sehingga memicu berbagai percakapan di ranah media sosial.

Pada saat yang sama, Melanie Subono mulai menunjukkan ketertarikanya dengan tinju sebagai bentuk olah raga dan metode bela diri. Ia pun mulai mengikuti kelas latihan tinju dan sempat mengundang beberapa media lifestyle dan kesehatan untuk menghadiri sesi latihannya.

Melanie juga sering membuat posting tentang hobi barunya ini, dan juga tentang masalah sanitasi di Indonesia, kepada lebih dari 600.000 Twitter followernya dengan menggunakan hashtag #tinju dan #tinja.

Pada video utama kampanye ini Melanie tampak terdesak oleh Ninja Tinja di atas ring tinju, sehingga ia meminta dukungan seluruh warga Indonesia untuk membantunya melalui www.tinjutinja.com.


Meningkatkan kesadaran online


Sejak tahun 1990, sekitar 1,9 miliar orang di seluruh dunia telah memiliki akses akan fasilitasi sanitasi yang layak. Namun kemajuan ini tidak sepadan dengan pertumbuhan populasi yang pesat, dan target Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) kemungkinan tidak akan tercapai pada tahun 2015. Sebanyak 82 persen dari satu miliar orang yang berperilaku BABS tersebar di 10 negara, termasuk Indonesia.

Meskipun lebih lazim ditemukan di daerah-daerah terpencil, masih banyak orang yang melakukan BABS di daerah perkotaan. Laporan Joint Monitoring Report terbaru memperkirakan sekitar 18 juta orang yang tinggal di daerah perkotaan masih buang air besar di tempat terbuka.

“BABS tidak hanya berdampak kepada mereka yang tidak memiliki toilet, tapi juga kepada mereka yang punya, karena siapa pun bisa terjangkit penyakit akibat kotoran manusia di lingkungan sekitar,” tegas Aidan.

Kampanye Tinju Tinja akan terus berlanjut dengan sosialisasi materi dan pengetahuan yang diharapkan bisa mendidik dan meyakinkan masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi.

“Perlawanan terhadap BABS dan kampanye perilaku hidup bersih sehat butuh partisipasi aktif dari masyarakat, terutama para generasi muda yang bisa menciptakan trend dan mempengaruhi pengambil keputusan,” ucap Melanie.

Sudahkah kamu melakukan bagianmu?