Champions4Children dan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise (keempat dari kanan) foto
bersama dengan Perwakilan UNICEF Indonesia, Gunilla Olsson (ketiga dari kanan)
dan lima anak perempuan muda pada acara tersebut di Jakarta Selatan.
©Raditya Henrile / UNICEF/2017
©Raditya Henrile / UNICEF/2017
Jakarta: Hari minggu sore di
Jakarta, sebuah kota yang berpenduduk 10 juta orang, dan sepertinya kebanyakan mereka
berada di pusat perbelanjaan Kota Kasablanka.
"Anak-anak
adalah pemimpin masa depan kita. Mereka adalah orang-orang yang akan membawa
perubahan bagi Indonesia dalam 25 tahun, dalam 50 tahun," kata Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Yohana Yembise, sambil memandang
sekelompok pemimpin saat itu.
Duduk
di barisan depan adalah sekelompok orang-orang ternama di Indonesia - pemimpin
pemerintahan, bisnis, masyarakat sipil, pekerja seni dan akademisi - yang
masing-masing memiliki komitmen untuk menggunakan pengaruh mereka dalam
memperjuangkan
hak anak-anak di Indonesia. Mereka adalah Champions4Children UNICEF Indonesia.
Acara ini
merupakan bagian dari Pekan Pemasaran Jakarta 2017, yang dilaksanakan setiap
tahun oleh Businness Champion UNICEF, Hermawan Kartajaya dan perusahaannya MarkPlus.
Pada hari Minggu yang penting ini, pesertanya terutama adalah keluarga-keluarga
dan itu penting bagi mereka. Itulah kata-kata yang disampaikan oleh Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohanna Yembise.
Beliau mengajak semua orang Indonesia untuk bekerja
sama guna mengakhiri pernikahan usia anak, mengakhiri kekerasan terhadap anak
dan memberdayakan orang-orang muda untuk menentukan masa depan mereka.
"Kita harus bekerja sama untuk melindungi semua anak Indonesia -
tanpa diskriminasi. Itulah peran saya sebagai Menteri. Saya berharap anda semua
berkomitmen untuk bergabung dengan saya dalam melindungi anak-anak dan masa
depan kita."
Champion di sini adalah untuk memberikan inspirasi kepada
masyarakat umum untuk melakukan aksi dalam rangka mengatasi tantangan yang
dihadapi oleh anak-anak di Indonesia. Setiap dari mereka memiliki pesan
sederhana untuk disampaikan kepada peserta - sebuah pesan tentang kerja sama yang
harus dilakukan saat ini untuk melindungi masa depan.
Salah satu Champion
adalah Dion Wiyoko, seorang bintang film yang sedang menanjak. Sebagai
presenter acara terkenal TV travel show, ia telah menjelajahi berbagai daerah
di Indonesia. Keinginannya untuk melindungi negeri yang indah ini sangat nyata
ketika ia berbicara tentang dorongannya untuk meningkatkan praktek-praktek
sanitasi dan kesehatan bagi sebuah lingkungan yang lebih aman dan sehat.
"Saya
ingin semua orang tahu tentang kampanye “Tinju Tinja” UNICEF," katanya.
"Selama perjalanan saya ke seluruh Indonesia, seringkali saya dikejutkan oleh
banyaknya orang yang masih buang air besar di tempat terbuka karena mereka
tidak memiliki toilet. Banyak anak menderita sakit atau bahkan meninggal karena
masalah kesehatan yang diakibatkannya."
"Solusinya
tidak hanya membangun toilet, tetapi juga mendidik orang-orang untuk
menggunakannya," kata Dion. "Mereka perlu tahu apa saja bahaya
dan dampak yang ditimbulkan. Kita harus meyakinkan orang-orang dimana saja
untuk mengakhiri buang air besar di tempat terbuka."
Dion membantu peluncuran tahap kedua Tinju Tinja (yang
diterjemahkan secara bebas sebagai "Punch the Poo") dan rencana-rencana
tentang penggunaan kehadiran media sosialnya yang cukup besar untuk
meningkatkan jangkauannya ke masyarakat di seluruh Indonesia, ketika kampanye
tersebut akan diluncurkan lagi pada akhir tahun ini.
Bisa dipastikan bahwa, sebagai seorang guru yang ahli dalam menggunakan
teknik “storytelling”, Ariyo Zidni memiliki perhatian yang besar terhadap orang
banyak ketika ia berbicara tentang pentingnya memanfaatkan kreativitas
anak-anak bagi pengembangan pendidikan mereka. Salah satu cara yang ia lakukan
adalah dengan memfasilitasi lokakarya dengan
teknik storytelling (bercerita)
untuk melakukan penyembuhan trauma psikososial bagi anak-anak dan remaja yang
terkena dampak bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, keadaan darurat yang
terjadi secara tetap di Indonesia.
©Raditya Henrile / UNICEF/2017
Sambil
kuliah di Universitas Indonesia, saat ini Ariyo sedang bekerja sama dengan
UNICEF dalam sebuah proyek untuk memberdayakan orang-orang muda melalui storytelling
digital untuk menemukan solusi-solusi terhadap masalah yang disebabkan oleh
perubahan iklim.
Berbicara
setelah acara tersebut, ia mengatakan bahwa kerja sama dengan UNICEF telah
memberinya akses ke banyak informasi dan data tentang hak-hak anak yang telah
membantunya untuk lebih memahami tentang-isu-isu yang dihadapi oleh anak-anak
di Indonesia dan untuk meningkatkan prakteknya sendiri.
"Saya
mendukung UNICEF karena kami memiliki gagasan yang sama tentang perlunya untuk
menempatkan anak-anak sebagai bagian penting dari agenda Indonesia,"
katanya. "Sebagai orang dewasa, kita perlu memahami pandangan anak-anak
dan memandang dunia dari perspektif mereka untuk semua gagasan dan desain
baru."
Demikian pula,
seorang penyiar radio dan TV terkenal, M. Farhan mengatakan bahwa ia mendukung
UNICEF karena kegiatan UNICEF bagi anak-anak sangat sesuai dengan keyakinan dasarnya
sendiri.
"UNICEF
memiliki nilai-nilai penting dan UNICEF bekerja untuk membantu hak-hak anak mulai
dari perlindungan terhadap bahaya dan kekerasan hingga pendidikan. Dengan cara
demikian, ketika mereka dewasa, mereka juga dapat melindungi dan memenuhi hak-hak
generasi anak-anak berikutnya."
Farhan adalah seorang
pendukung kuat terhadap hidup sehat, pendidikan, dan pengembangan ekonomi untuk
memberdayakan orang muda guna mencapai masa depan yang lebih baik bagi diri
mereka sendiri. Sambil mempraktekkan gaya hidup sehat yang ia sampaikan, Farhan
menunjukkan foto-foto dari trilomba (triathlon) yang ia ikuti sambil mendorong para peserta untuk
“tergerak untuk bergerak”.
"Saya
ingin orang-orang tidak hanya digerakkan dan menunjukkan empati, tetapi juga
untuk benar-benar bergerak dan melakukan aksi," katanya.
Terdengar
bisikan dari para peserta ketika puteri mendiang Presiden RI Gus Dur, Yenny
Wahid naik ke atas panggung. Sebagai anggota aktif Nahdlatul Ulama (NU),
organisasi Islam independen terbesar di dunia dengan 70 juta anggota, Ibu Yenny
telah menjadi pegiat sosial terkenal untuk dialog antaragama dan multikultural
dalam haknya sendiri.
Beliau
menyampaikan pesan kepada peserta khususnya para orang tua, agar mereka mendengarkan
anak-anak mereka dan mengajarkan nilai-nilai positif kepada mereka sehingga
mereka dapat menjalani hidup dengan baik di dunia sekarang ini.
"Orang tua perlu memelihara komunikasi terbuka dengan anak mereka.
Kita tidak bisa hanya menyampaikan cerita-cerita kepada mereka sebelum tidur
dan kemudian kembali lagi kepada jadwal kesibukan kita. Komunikasi adalah kuncinya.
Jika tidak, anak-anak kita tidak akan menyampaikan kepada kita ketika mereka menghadapi
masalah."
Belakangan ini, mantan jurnalis terkenal tersebut
memberikan dukungannya kepada UNICEF selama Pekan Imunisasi Dunia untuk
mendorong orang tua dari segala agama untuk melakukan vaksinasi bagi anak-anak
mereka dari penyakit yang dapat dicegah seperti campak dan rubella.
Pada akhir acara tersebut, Menteri Yembise mengundang para Champion ke
kantornya untuk membicarakan tentang bagaimana mereka dapat bekerja sama untuk
mewujudkan hak-hak anak.