Demam dan Campak Jerman
Keceriaan dan aktifitasnya
di sekolah terganggu tiba-tiba saja pada Februari kemarin, Aris (7 tahun) mengalami
demam tinggi hingga 38 derajat celcius sepulang dari sekolah. Ibunya yang juga
merupakan seorang kader kesehatan memberikan Aris obat penurun demam dan
mengompresnya. Hingga malam hari suhu tubuhnya tidak kunjung menurun.
Keesokan harinya Aris dibawa ke Puskesmas Kecamatan Bayat, Kabupaten
Klaten. Petugas kesehatan setempat mengambil contoh darah Aris untuk diperiksakan
ke laboratorium di Yogyakarta. Selang beberapa hari hasil pemeriksaan darah
Aris menunjukkan bahwa
ia positif terkena virus Rubella atau biasa disebut
dengan Campak Jerman.
Berakibat fatal pada ibu hamil
Saat mengetahui hal
tersebut, Ibu Diah cukup panik memikirkan dampak kesehatan yang akan terjadi
pada anaknya. Sedikit banyak beliau mengetahui bahwa virus Rubella sangat
berbahaya, ia khawatir anaknya juga akan mengalami katarak, gangguan
pendengaran atau gangguan kesehatan lainnya.
Menurut Dokter Kenny Peetosutan – Spesialis Kesehatan UNICEF Indonesia - virus
ini akan berdampak fatal jika menginfeksi ibu hamil, terutama pada kehamilan
muda. “Janin yang masih dalam masa perkembangan di dalam kandungan berisiko
menderita kelainan jantung, gangguan pada fungsi pendengaran, gangguan mata (katarak
kongenital) dan gangguan kesehatan lainnya”, ungkap Dokter Kenny.
Setiap tahunnya 100.000 bayi di dunia lahir dengan Congenital Rubella Syndrom (CRS) atau berbagai gangguan pada organ
seperti yang disebutkan oleh Dokter Kenny di atas.
Di Kabupaten Klaten sendiri, terhitung mulai 2016 sudah ada 7 orang anak
terkena virus Rubella. Sejauh ini penanganan yang dilakukan pihak Puskesmas
Kecematan Bayat kepada Aris dan anak-anak tersebut adalah dengan memberikan
Vitamin A dan pengobatan tertentu sesuai dengan gejala yang diderita anak.
Virus Rubella mengancam di sekitar kita
Meskipun saat ini Aris
telah sembuh dan dinyatakan bebas virus. Namun Rubella
masih mengancam di sekitar Aris dan jutaan anak Indonesia lainnya. “Virus ini
masih ada di sekeliling kita dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja”, jelas
Dokter Kenny.
Aris bersama teman-temannya di seklolah.
© Dinda Veska/ UNICEF / 2017
© Dinda Veska/ UNICEF / 2017
Imunisasi cegah rubella
Masih ada harapan untuk
Aris dan anak-anak lainnya agar terhindar dari virus ini. Pada bulan Agustus
2017 nanti, Pemerintah Indonesia akan melaksanakan Kampanye Imunisasi Measles (Campak)
Rubella (MR). Sekitar 35 Juta anak usia 9 bulan hingga usia di bawah 15 tahun di
Pulau Jawa akan mendapat imunisasi MR guna mencegah mereka terinfeksi virus Rubella.
Imunisasi ini juga akan menyasar sekitar 32 Juta anak lainnya di luar Pulau
Jawa di 2018.
Balqish (2 bulan) mendapat Imunisasi Rutin dari Puskesmas
Kecamatan Bayat
© Dinda Veska/ UNICEF / 2017
© Dinda Veska/ UNICEF / 2017
Bersama UNICEF memastikan setiap anak bebas Rubella
Untuk memastikan setiap
anak mendapat imunisasi Measles Rubella ini, UNICEF mendukung upaya pemerintah dengan
melakukan mobilisasi sumber daya dan pemantauan untuk menjangkau anak-anak yang
rentan dan berada di area yang sulit dijangkau.
Selain mengubah masa depan Aris
dan setiap anak lainnya menjadi lebih baik, kampanye imunisasi Measles Rubella
ini juga akan memenuhi hak dasar anak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan.
Peran serta dan dukungan masyarakat luas juga sangat dibutuhkan untuk
mendukung kampanye imunisasi ini. Melalui kampanye ini, kita bisa mencegah bayi
lahir dengan resiko gangguan cacat organ atau gangguan kesehatan lainnya.
Ayo ikut serta memenuhi
Hak-hak Anak Indonesia!