Annual Report

Wednesday, 16 October 2013

Hari Anak Perempuan Internasional (#DayofTheGirl); Saat Seorang Anak Perempuan Berbicara Tentang Kebahagiaan.


Ramonah bernyanyi di bus MetroMini
11 Oktober adalah Hari Anak Perempuan Internasional. Waktu untuk anak perempuan mendeklarasikan apa yang mereka inginkan, menyampaikan kepada dunia tentang hak-hak yang mereka miliki dan untuk membuktikan bahwa mereka mampu untuk melakukan apapun yang mereka inginkan melalui perhatian dan cara yang baik. Di hari itu, semua gadis mengharapkan keadilan dan kebahagiaan. Sama seperti Ramonah, anak perempuan berusia 8 tahun yang bekerja sebagai pengamen jalanan.

Saat itu, siang hari di daerah Jakarta Selatan. Saya sedang di perjalanan untuk kembali ke rumah. Di dalam bus, saya melihat seorang anak perempuan bernyanyi untuk menghibur para penumpang dan mencari uang. Karena saya tertarik dengan kehidupan anak perempuan itu, saya  mengikutinya keluar dari bus dan mengajaknya makan siang. Inilah sedikit percakapan saya dengannya.



Siapa nama kamu dan Berapa umur kamu?
Nama saya Ramonah, umur saya 8 tahun.

Dimana kamu tinggal?
Saya tinggal di Jakarta Timur.

Dengan siapa kamu tinggal?
Saya tinggal dengan Ibu dan adik-adik saya. Saya memiliki dua adik. Saya tidak tahu dimana ayah saya karena ia sudah dua tahun pergi meninggalkan kami. Ia pergi saat saya berusia 6 tahun.

Siapa yang memintamu untuk menjadi pengamen?
Ibu saya. Saya menjadi pengamen sejak umur 4 tahun supaya bisa membantu ibu mencari uang.  

Apakah kamu pergi ke sekolah?
Saya tidak punya waktu untuk pergi ke sekolah. Saya menjaga adik-adik saya di pagi hari saat ibu saya bekerja. Ibu saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan kembali ke rumah pada siang hari. Jika ibu saya sudah tiba di rumah, saya akan pergi bekerja menjadi pengamen di jalanan.

Apakah kamu ingin pergi ke sekolah?
Saya sangat ingin pergi ke sekolah. Saya ingin belajar dan mengenakan baju seragam. Saya punya buku untuk belajar berhitung dan menulis. Ibu saya selalu mengajari saya berhitung dan menulis di malam hari. Tapi saya tidak punya tas, sepatu dan seragam. Kata ibu, saya bisa pergi ke sekolah kalau sudah memiliki tas, sepatu dan seragam. Saya bisa pergi ke sekolah jika adik-adik saya sudah besar.

Apakah kamu sering bermain bersama teman-teman kamu?
Saya punya banyak teman, tapi saya jarang bermain dengan teman-teman. Karena, mereka juga bekerja sebagai pengamen di jalanan. Kami pergi bekerja ke tempat yang berbeda. Kami hanya bertemu di malam hari, sebelum kembali ke rumah.

Apa kamu senang bekerja sebagai pengamen?
Tidak. Cuaca sangat panas dan kaki saya sakit jika berjalan jauh. Tapi saya tidak bisa kembali ke rumah jika belum mendapatkan uang. Jadi, saya harus mencari uang yang banyak, Saya harus membeli makanan untuk ibu dan adik-adik saya.

Apa cita-cita kamu?
Saya ingin menjadi guru. Guru selalu berada di sekolah dan semua anak-anak mengenakan seragam. Guru adalah orang yang pintar dan baik. Karena ia mengajarkan anak-anak untuk berhitung dan menulis. Saya ingin menjadi pintar agar bisa mengajarkan adik-adik saya berhitung dan menulis.

Apa kamu lebih senang pergi ke sekolah atau bermain bersama teman-teman?
Saya lebih senang pergi ke sekolah. Karena, saya bisa mengajak teman-teman saya untuk ikut pergi ke sekolah dan bermain bersama. Kalau saya tidak pergi ke sekolah, kami selalu bekerja menjadi pengamen dan tidak bisa bermain.

Begitulah jawaban sederhana dari seorang Ramonah. Seorang anak perempuan yang bekerja sebagai pengamen untuk membantu ibunya mencari uang dan memberi makan adik-adiknya. Bagi Ramonah, bahagia adalah dengan pergi ke sekolah bersama teman-teman, mempunyai tas, sepatu dan seragam agar ia bisa menggapai cita-citanya untuk menjadi seorang guru yang pintar dan selalu berada di sekolah. Saya merasa sangat tersentuh, saya merasa sangat sangat bersyukur dengan segala hal yang saya miliki. 

Ramonah hanya salah satu dari banyak anak yang tidak pergi ke sekolah dan menjadi pengamen di jalanan. Jika kita peduli terhadap anak-anak seperti Ramonah, lakukanlah berbagai hal yang dapat kita lakukan untuk membantu mereka. Lakukanlah mulai dari hal yang terkecil. Karena sedikit perhatian dari kita, berarti sangat besar untuk mereka. Mari jadikan Hari Anak Perempuan Internasional sebagai kesempatan besar untuk menggapai cita-cita kita atas nama perdamaian dan kebersamaan.


*Bahasa percakapan telah diubah sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
**Artikel ini pertama kali dimuat dalam Bahasa Inggris di Voices of Youth