Annual Report

Friday, 25 April 2014

Indonesia merayakan hak-hak anak dengan solusi inovatif terhadap tantangan pembangunan



Anies Baswedan membawa pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat pedesaan Indonesia melalui gerakan sosial dengan orang-orang muda. © UNICEF Indonesia/2014/Harimawan


JAKARTA , 24 April 2014 - UNICEF Indonesia mempertemukan sejumlah inovator terkemuka di sebuah acara di Erasmus Huis, Jakarta, hari Rabu yang lalu untuk mempresentasikan ide mereka tentang mengatasi tantangan-tantangan utama yang masih dihadapi anak-anak di tengah ekonomi Asia Tenggara yang berkembang pesat ini.

Acara dengan konsep seperti TED yang bernama 'ACTIVATE talks’ ini merupakan bagian dari perayaan peringatan 25 tahun Konvensi Hak Anak (CRC) . UNICEF juga telah menyatakan 2014 sebagai "Tahun Inovasi dan Kesetaraan".

"Kita membutuhkan semangat dan energi dari para inovator, pengusaha, petualang dan pengambil risiko di negeri ini untuk berpikir di luar kotak dan mendukung pemerintah Indonesia dalam memastikan bahwa anak-anak dan orang muda mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk memenuhi hak-hak dan mencapai impian mereka," kata Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia, Angela Kearney saat membuka acara tersebut.

Sekelompok inovator ini meliputi lima narasumber yang mengupayakan cara-cara baru untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan dan energi, untuk mempromosikan pemberian ASI dan untuk memerangi malaria.

Para pembicara menangani pertanyaan-pertanyaan yang diterima melalui twitter.
© UNICEF Indonesia/2014/Harimawan.

Anies Baswedan, Presiden Universitas Paramadina, memimpin sebuah LSM bernama Indonesia Mengajar yang merekrut pemuda-pemuda Indonesia berpendidikan untuk mengajar di daerah-daerah yang terpencil dan susah diakses di negara ini.

"Kami menyadari banyak orang muda ingin membantu meningkatkan kualitas pendidikan bagi orang lain tetapi mereka tidak ingin membuat komitmen seumur hidup," katanya. "Jadi kita mulai berpikir di luar kotak dan kami mendirikan sebuah sistem dimana orang-orang muda yang cerdas dan terdidik bisa mengajar di daerah terpencil selama beberapa bulan atau tahun. Ketika mereka pindah, kami mengirim orang muda lain untuk menggantikan mereka.”

Di bidang kesehatan, Dr Ahmad Aziz telah merintis sebuah program dengan masyarakat pesisir terpencil di Maluku Utara untuk membantu mereka menemukan solusi untuk masalah malaria. Salah satu solusi mereka termasuk menguras laguna dan mengatasi sarang nyamuk dengan menanam rempah-rempah dan tanaman lainnya.

Ibu dari dua anak, Mia Sutanto adalah pejuang ASI. Dia membentuk sebuah kelompok dukungan menyusui antara sesama ibu yang pertama di Indonesia, dan telah memanfaatkan kekuatan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan tentang pentingnya ASI.

Mia Sutanto memanfaatkan media sosial untuk memberikan dukungan kepada ibu menyusui.
© UNICEF Indonesia/2014/Harimawan.

Toshi Nakamura, co-founder organisasi non-profit Kopernik, berfokus pada teknologi yang dapat mengubah hidup seperti tenaga surya, kompor masak yang aman atau produk pemurnian air yang tersedia bagi masyarakat miskin. Organisasinya telah memperkenalkan cara-cara inovatif untuk mengukur dampak teknologi tersebut, menggunakan aplikasi tablet (apps) untuk menyusun data survei dan meminta masyarakat untuk mengirim masukan melalui SMS.

Tri Mumpuni, seorang fellow dari jaringan global pengusaha sosial Ashoka , berbicara tentang bagaimana menggunakan sumber daya alam Indonesia sebagai sumber energi untuk pedesaan Indonesia. Dia kini berupaya pada bidang insentif ekonomi dan program pembiayaan untuk meningkatkan penggunaan tenaga air.

"Anak-anak adalah lebih dari sepertiga penduduk Indonesia, " kata Linda Amalia Sari Gumelar , Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak . "Kita harus berinvestasi terhadap mereka dan pastikan mereka tumbuh sehat , cerdas dan dilindungi dari kekerasan."

Indonesia adalah salah satu dari 18 negara di seluruh dunia yang mengadakan acara 'ACTIVATE talks' pada tahun 2014 . UNICEF akan bekerja dengan para narasumber untuk lebih memperkuat pengembangan inovasi untuk anak-anak di Indonesia dan negara-negara lain.

Highlights dari acara dan presentasi 'ACTIVATE talks’ akan tampil di laporan State of the World’s Children, yang akan diluncurkan pada tanggal 20 November 2014, pada saat ulang tahun ke 25 Konvensi Hak Anak.

Acara ini memicu banyak reaksi dari kaum muda Indonesia yang hadir. © UNICEF Indonesia/2014/Harimawan.