Annual Report

Wednesday, 18 January 2017

Sebuah Gerakan untuk Perubahan yang berpusat pada Anak Gadis

Oleh Felice Baker, JPO, Perlindungan Anak

Jakarta:”Penciptaan generasi yang kuat tidak akan tercapai jika sang ibu, yang merupakan sumber pertama pendidikan bagi seorang anak, adalah seorang gadis yang belum siap menjadi seorang ibu,” demikian perkataan Ibu Sinta Nuriyah Wahid, pendukung hak-hak perempuan dan mantan Ibu Negara (1999-2001), pada saat peluncuran Jaringan Gadis Remaja Indonesia di Jakarta.

Lokakarya dua hari ini, yang diadakan oleh UNICEF bekerjasama dengan Flamingo Social Purpose dan Rumah Kita, menghadirkan pendukung dari 28 organisasi berbasis di Indonesia, yang berfokus pada isu-isu seperti pernikahan anak, kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender. Jaringan ini didirikan untuk memungkinan para anggotanya mengkoordinasikan dan mengimplementasikan intervensi, memperbesar dan mengembangkan sinergi untuk hasil yang terbaik bagi para gadis remaja.

Chernor Bah, pendukung hak-hak gadis dan anak muda dan pendiri Jaringan Gadis Remaja Sierra Leone, memperkenalkan kepada para peserta prinsip-prinsip yang ia sebut sebagai ‘program yang terpusat pada anak gadis’, sebuah filosofi yang dimulai dengan kepercayaan bahwa “permainannya dibuat untuk mencurangi anak gadis, mereka dibuat kalah – dan jika anak gadis kalah, semua orang kalah,” ujarnya.

Secara global, anak-anak gadis umumnya kurang sehat, kurang terdidik dan menikmati hak-hak yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan anak lelaki, menghadapi kemudaratan sistematik yang disebabkan norma-norma yang diskriminatif. Pada saat pubertas, anak-anak gadis menghadapi resiko diperlakukan dengan tidak pantas, harus melakukan pekerjaan domestik dan putus sekolah, menjadi terisolasi secara sosial. Bahkan menurut sebuah studi yang dilakukan di Afrika Selatan oleh Population Council, sebuah pusat pemikiran pembangunan yang berpusat di New York, pada saat pubertas, akses anak-anak gadis terhadap tempat-tempat seperti pasar, pusat kesehatan dan perpustakaan juga berkurang, sementara untuk anak lelaki akses itu bertambah. Berinvestasi pada anak-anak gadis tidak hanya menjanjikan imbalan ekonomis yang signifikan, tapi juga dampak yang besar pada hampir setiap indikator pembangunan, dari partisipasi anak-anak gadis di pasar tenaga kerja, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, hingga perbaikan kesehatan dan pendidikan untuk generasi mendatang1.

Program yang berpusat pada anak gadis membuat mereka menjadi fokus dari setiap keputusan program; hal ini termasuk menentukan siapa yang ditargetkan, kapan dan bagaimana memantau kemajuan mereka. Program seperti ini dapat menunda pernikahan, meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, meningkatkan rasa percaya diri dan memperbaiki literasi keuangan.

Selama lokakarya, anggota Jaringan setuju bahwa  memberdayakan anak gadis melalui peningkatan literasi keuangan, perluasan jaringan pendukung sosial dan perbaikan pengetahuan mereka tentang kesehatan, akan menjadi misi penyatuan. Jika dikombinasikan, hal ini akan mengurangi  kerentanan anak-anak gadis, dan menciptakan pertahanan terhadap pernikahan anak, kehamilan remaja dan putus sekolah,

Dengan menempatkan anak gadis di pusat, Jaringan Gadis Remaja Indonesia sekarang siap untuk memperkuat karya penting mereka. Anggota akan bertemu tiap bulan untuk berbagi informasi mengenai aktivitas, melakukan koordinasi riset dan intervensi bersama dan menyerahkan usulan bersama untuk pendanaan. Saat ini sedang direncanakan sebuah inisiatif bersama untuk membuat platform online, yang memungkinkan anak-anak gadis untuk berkomunikasi dengan rekan dan mentornya.