Annual Report

Monday 26 May 2014

Kebijakan Pemuda di Papua Barat - Mendengarkan Generasi Baru

Oleh Sarah Grainger

Melan, 24, dan ibunya, Elvi, seorang guru biologi di Manokwari, Papua Barat
© UNICEF Indonesia/2014/Andy Brown

MANOKWARI, Provinsi Papua Barat, Indonesia, Mei 2014 - Ketika Melan mulai kuliah beberapa tahun yang lalu, ia mendapat sebuah kejutan .

Keluarga Melan selalu berbicara secara terbuka tentang hal-hal seperti hubungan seks yang aman dan pencegahan HIV / AIDS. Berkat itu, pemudi berusia 24 tahun ini merasa terbekali sebelum memasuki masa kuliahnya. Namun dia segera menyadari bahwa tidak semua teman-temannya telah mendapatkan dukungan yang sama.

"Saya mulai melihat betapa sedikit informasi yang mereka punya tentang keterampilan hidup," katanya. "Beberapa teman saya sangat terbuka dan saya sering mendengar tentang masalah mereka. Tidak begitu banyak masalah narkoba, tetapi lebih pada alkohol dan kehamilan. Ada juga yang mengalami kekerasan dalam hubungan mereka."

Sebagai putri seorang guru biologi, Melan tidak sungkan untuk bebicara dengan ibunya, Elvi, tentang hubungan seks yang aman. Elvi mengajar tentang kesadaran HIV / AIDS pada tingkat SMP, dan sering mengajak putrinya dan tiga anaknya yang lain menghadiri kegiatan-kegiatan serupa.

"Dalam keluarga kami membahas masalah seperti ini secara normal," ucap Elvi. " Saya ingin anak-anak saya bisa mandiri, tetapi juga bisa melindungi diri mereka sendiri."


Bekerja sama

Melan (kiri) berdiskusi dengan anggota Forum Pemuda di kafe Major
© UNICEF Indonesia/2014/Andy Brown

Melan ingin melakukan sesuatu untuk memperbaiki situasi teman-temannya, jadi sekitar enam tahun yang lalu ia mulai menjadi aktif dalam advokasi tentang HIV / AIDS.

Ia pun akhirnya bergabung dengan orang-orang muda yang berpikiran sama melalui Forum Pemuda Papua Barat. Forum ini didirikan pada tahun 2010 dengan bantuan dari UNICEF, yang melatih anggotanya untuk melakukan pendidikan tentang HIV.

Para anggota forum bertemu secara informal di kafe Mayor di Manokwari. Tempat ini adalah sebuah kedai kopi kecil yang funky, dicat dalam nuansa oranye, dengan fiting lampu yang terbuat dari poci teh, taplak meja batik, dan video musik Rihanna bermain di sebuah TV flat screen.

Meskipun tempatnya termasuk hip, forum pemuda ini menangani masalah-masalah yang berbobot. Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki prevalensi HIV tertinggi di seluruh Indonesia. Anak-anak muda di sana juga menghadapi tantangan lain seperti pengangguran, kehamilan yang tak direncanakan, serta penyalahgunaan narkoba dan alkohol.

Menurut para anggota Forum Pemuda ini, prestasi terbesar mereka sejauh ini adalah penyusunan kebijakan pemuda untuk provinsi Papua Barat, yang mereka kerjakan bersama dengan pemerintah provinsi. Kebijakan ini akan menjamin akses kaum muda terhadap pendidikan, kesadaran HIV / AIDS, serta layanan kesehatan seksual dan reproduksi.

"Pada pertemuan tingkat tinggi Juni lalu ada pernyataan komitmen antara pemerintah dan pemuda. Ini sangat penting," ujar Rhoy, 29 tahun. "Saya belum pernah melihat pemerintah dan semua pejabat tinggi kabupaten duduk bersama untuk memberikan komitmen seperti ini."

Energi dan wawasan

Yohan Rumwaropen di kantornya di Manokwari
© UNICEF Indonesia/2014/Andy Brown

Selain pendirian forum tersebut, UNICEF juga membantu menilai kebutuhan kaum muda di Papua Barat, dan membawa berbagai pihak terkait untuk mendiskusikan kebijakan pemuda tersebut. Kami percaya bahwa dengan melibatkan kaum muda secara langsung dalam proses ini, kebijakan ini akan jauh lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"UNICEF memberi kami energi dan wawasan baru untuk melihat dan memahami isu-isu yang berkaitan dengan orang-orang muda di sini," kata Yohan Rumwaropen,  Kepala Seksi kelembagaan Anak,Remaja dan Pemuda pada Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua Barat.

Sebagai ayah dari seorang putri berusia 13 tahun, dan juga seorang mantan anggota forum pemuda, Yohan sangat peduli atas situasi kaum muda di Papua Barat.

"Mudah-mudahan suatu hari nanti HIV akan musnah di sini. Saya harus melakukan sesuatu untuk melindungi generasi muda dari HIV jadi saya melakukan apa yang saya bisa untuk memastikan masih akan ada orang-orang muda di sini di masa depan, "katanya.

Kebijakan pemuda ini akan menjamin pendidikan HIV dan kecakapan hidup bagi kaum muda. Ini juga menjamin akses terhadap pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi yang biasanya hanya diberikan kepada pasangan yang sudah menikah. Selain itu, organisasi-organisasi pemuda yang informal juga akan menjadi diakui.

Kebijakan ini merupakan langkah besar bagi kaum muda di Papua Barat, dan Yohan berharap ini akan dijadikan undang-undang oleh legislatif provinsi setelah pemilu.

Berkat kerja UNICEF di Papua Barat, suara anak-anak muda kini didengar. Sebuah generasi baru dari Papua Barat akan mendapatkan kesadaran HIV / AIDS dan pelayanan kesehatan seksual yang lebih baik, sehingga meningkatkan peluang mereka untuk kehidupan yang sehat, panjang dan produktif.



Penulis
Sarah Grainger adalah Communication and Knowledge Management Officer di UNICEF Indonesia