JAKARTA, 4 Juli 2014 - Unilever Indonesia Foundation dan UNICEF semakin memperkuat kolaborasi mereka dalam mengatasi tantangan air bersih dan sanitasi di negara ini.
Setelah kontribusi pertama sebesar € 100.000 pada tahun 2013, Unilever kini menyumbangkan € 200.000 kepada program WASH UNICEF yang bertujuan untuk mengakhiri defekasi terbuka dan meningkatkan praktek-praktek higienis di Indonesia.
"Kerugian akibat sanitasi yang buruk sangat besar di Indonesia terutama dari segi kesehatan dan tenaga kerja," ucap Sancoyo Antarikso, Director and Corporate Secretary Unilever Indonesia, pada saat acara serah terima di Jakarta. "Menurut perkiraan terbaru, kerugian ini mencapai 29 triliun rupiah (3,3 miliar USD) per tahun."
Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Angela Kearney menuturkan kepada hadirin bahwa perjalanan negara ini masih panjang, mengingat bahwa Indonesia memiliki jumlah kasus defekasi terbuka yang tertinggi kedua di dunia, yaitu 54 juta orang.
"Kami akan memastikan bahwa peningkatan sanitasi menjadi salah satu prioritas agenda Presiden yang baru.”
Sanitasi dan kebersihan yang buruk menyebabkan peningkatan penyakit diare dan pernapasan, yang merupakan penyebab utama kematian anak-anak.
Target Pemerintah Indonesia adalah untuk mengeliminasi defekasi terbuka dan memastikan semua orang memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2019.
"Dukungan terhadap sanitasi dan kebersihan memberikan pondasi untuk membangun kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat saat ini dan generasi berikutnya," kata Angela Kearney.
Uang tersebut akan digunakan untuk mendukung program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Indonesia dengan fokus kepada desa-desa Open Defecation Free (ODF) dan mencuci tangan dengan sabun.
Sumbangan ini juga akan mendukung inisiatif "Gerakan Indonesia Bersih " yang ditujukan untuk ruang publik yang bersih, termasuk sekolah.
Meningkatkan sanitasi dan kebersihan di sekolah adalah komponen penting untuk memastikan anak-anak sehat dan dapat berprestasi dengan baik di sekolah.
